Gunung-Gunung di Jawa yang Menyimpan Misteri
Terdapat beberapa gunung yang tersohor berkat misterinya. Beberapa gunung yang menyimpan misteri hingga kini antara lain:
Gunung Lawu
Gunung lawu bersosok angker dan menyimpan misteri
dengan tiga puncak utamanya, yakni: Harga Dalem, Harga Dumilah, dan
Harga Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di tanah jawa.
Harga Dalem diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pemasoksan Prabu
Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan
Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat misterius yang sering
dipergunakan sebagai ajang kemampuan olah batin dan meditasi.
Konon katanya Gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di tanah
jawa dan berhubungab erat dengan tradisi dan budaya keraton, semisal
upacara labuhan setiap bulan sura (muharam) yang dilakukan oleh keraton
Yogyakarta.
Siapapun yang hendak pergi kepuncaknya, maka harus berbekal pengetahuan
perihal wewaler (peraturan-peraturan) yang tertulis yakni
larangan-larangan rertentu untuk tidak melakukan sesuatu baik bersifat
perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan ini dilanggar, maka pelaku
bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat
selain tiga puncak tersebut yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat,
Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan
(cakrasurya), dan Pringgadani. Bagaimana situasi Majapahit
sepeninggalan Sang Prabu Bhrawijaya? Konon sebagai pengganti tugas
kerajaan adalah pangeran Katong. Figur ini dimitoskan sebagai seorang
sakti yang muksa di Ponorogo. Suatu wilayah Gunung Lawu di lereng
tenggara.
Gunung Kelud
Nama Gunung Kelud berasal dari
jarwadhasak, yakni dari kata “ke” (kebak=penuh) dan “lud”
(ludira=darah). Hal ini berarti bila murka, kelud bisa merenggut banyak
korban jiwa tak berdosa. Menurut kepercayaan penduduk sekitar kawah,
Gunung Kelud dijaga sepasang buaya putih yang konon merupakan jelmaan
bidadari.
Legenda
menceritakan, zaman dahulu kala ada dua bidadari sedang mandi di telaga
tersebut. karena terlena, dua bidadari itu melakukan perbuatan intim
dengan sesama jenis. Perbuatan tersebut rupanya diketahui oleh dewa.
Karena kesal, sang dewapun mengutuk kedua bidadari tersebut menjadi
buaya.
Sejak tahin 1000, kelud telah meletus sebanyak 23 kali. Interval
letusannya rata-rata berlangsung setiap 15 tahun sekali. Paling pendek 3
tahunan, berlangsung pada tahun 1848. Tapi kelud pernah bersikap manis
selama 37 tahun yang berlangsung pada tahun 1864-1901. Entah apa yang
membuat kelud selama 37 tahun rak pernah sakit-sakitan. Barangkali para
penunggunya merasa nyaman, karena warga sekitar rutin mengirim makanan
kesehatan berupa aneka jenis sesaji, seperti yang kerap dilakukan oleh
warga desa Sugihwaras.
Menurut catatan, sudah sebanyak 3 kali kelud sempat mengamuk berat,
yakni tahun: 1919, 1951, dan 1966. Uniknya kalo direka-reka, angka tahun
meletusnya itu sangat menarik, yakni selalu mengiringi peristiwa besar
di Tanah Jawa. Misalkan saja: letusan 1951 yang menandai Pemberontakan
Madiu . Kemudian ledakan 1966 yang terjadi setahun pasca G30S/PKI. pada
tiga ledakan itu, material yang dimuntahkan meluncur ke bawah melalui
Kali Badak, Kali Ngobo, Kali Putih, Kali Semut, dan Kali Ngoto.
Menurut sesepuh desa di sekitar Gunung Kelud, para korban itu sedang
dikersakke oleh dua bidadari penunggu kawah. Bila laki-laki diperlakukan
sebagai suamidan yang perempuan diangkat sebagai saudara. Warga
menengarai, bila kelud akan meletus biasanya ada dua sorot sinar terang
masuk ke kawah, atau banyak burung gagak berterbangan di pedesaan.
Gunung Semeru
Gunung semeru yang puncaknya bernama
Mahameru tersebut adalah gunung tertinggi di tanah jawa. Letaknya berada
di Proponsi Jawa Timur dan bersanding dengan Gunung Bromo dan Gunung
Arjuna, meskipun tidak sedekat hubungannya dengan Gunung Sindoro, Gunung
Sumbing, Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di Jawa Tengah.
Gunung Semeru yang berketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut
tersebut memiliki banyak kisah menarik bagi para pendaki. Sosok Shoe
Hoek Gie, tokoh tahun 70-an itu memiliki hubungan erat dengan Gunung
Semeru. Di tempat itu, Hoek Gie menghembuskan napas terakhirnya. Untuk
naik ke Semeru jalur yang banyak ditempuh adalah melalui kota Malang.
dari Malang menuju Ranu Pane dan selanjutnya menuju ke Ranu Kumbolo.
dilokasi ini terdapat danau sehingga para pendaki sering menghabiskan
malam untuk istirahat dan menikmati keindahan danau dari atas
ketinggian.
Perjalanan dari Ranu Kumbolo, para pendaki akan dipertemukan dengan
daerah yang ditumbuhi hutan lebat. Dari sini, banyak kisah yang
bernuansa mistik
terjadi. Konon banyak yang menyebut kawasan hutan tersebut adalah hutan
mistis. Sebab, tak jarang pendaki tersesat di hutan tersebut meski
sudah berulang kali mendaki Semeru. Orang Jawa mengatakan, oyot
kesimpar. Artinya, seseorang akan dibuat linglung dan hanya
berputar-putar di jalan sama dalam waktu panjang.
Selepas hutan, kita akan bertemu dataran lapang yangemyimpan banyak misteri. inilah yang dinamakan arcapada (arca kembar). Dalam legenda
Semeru diceritakan bahwa di tempat tersebut terdapat dua buah arca yang
berdiri kembar. Pendirinya adalah prajurit dari jaman kerajaan Majapahit.
Hanya saja keberadaan arca tersebut tidak bisa dilihat oleh sembarang
orang. Hanya orang yang memiliki kelebihan saja yang bisa mengetahui
keberadaan arca kembar tersebut. Dan yang melihatnya memiliki beragam
versi terkait wujud arca kembar tersebut. Ada yang mengatakan arca
tersebut sebesar anak kecil. Namun ada juga yang mengatakan bahwa arca
tersebut sangat besar sehingga bisa terlihat dari jauh seperti dari Ranu
Kumbolo. Selain itu, bagi orang biasa yang terpilih pun bisa
menyaksikan keberadaan arca tersebut.
Gunung Merapi
Sejak zaman dahulu, misteri
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah ini
memang menarik perhatian dan sering dibicarakan masyarakat. Misteri
ini tidak lepas dari segala hal gaib yang terkadang menjadi ciri khas
gunung ini. Gunung Merapi sendiri adalah salah satu gunung vulkanik
teraktif di Indonesia.
a. Penunggu Merapi Misteri Gunung Merapi tidak bisa lepas dari kepercayaan banyak orang bahwa di gunung itu hidup berbagai makhluk halus yang sekaligus menjadi penguasanya. Menurut penduduk setempat, Eyang Merapi adalah raja para makhluk halus di Merapi. Penduduk setempat mempercayai bahwa Eyang Sapu Jagad merupakan jin penguasa Merapi yang menentukan apakah gunung akan meletus atau tidak. Karenanya di jaman dulu, Raja Yogyakarta sering memberi sesaji agar Eyang Sapu Jagad tidak marah.
Sementara Eyang Megantara dipercayai sebagai pengendali cuaca di sekitar Gunung Merapi. Nyi Gadung Melati dipercaya sebagai pimpinan para makhluk halus wanita dan bertugas untuk menjaga kesuburan tanaman di wilayah tersebut. Eyang Antalboga dipercaya sebagai penjaga keseimbangan Gunung Merapi di permukaan bumi. Mbah Petruk dipercaya sebagai pemuka jin yang akan memberi tanda tentang kapan Merapi akan meletus. Kyai Sapu Angin dipercaya menjaga ternak dan semua hewan di Gunung Merapi. Makhluk halus yang satu ini sangat akrab di telinga penduduk setempat, karena jin ini sering mendatangi penduduk.
b. Pasar Bubrah
Cerita gaib lainnya yang cukup membuat merinding adalah pasar makhluk halus. ini juga merupakan misteri Gunung Merapi yang cukup dikenal masyarakat luas. Menurut cerita almarhum Mbah Marijan, Setiap malam Jumat akan ada pasar Bubrah yang merupakan pasar para makhluk halus. Setiap malam jumat akan terdengar kegaduhan mirip pasar seperti pasar pada umumnya. Suara alunan gamelan dan gending (musik/lagu) Jawa akan kedengar. Ada beberapa pendaki Gunung Merapi yang sudah membuktikan kebenaran mitos Pasar Bubrah ini.
Seperti daerah angker lainnya, Gunung Merapi terkadang meminta tumbal. Misteri Gunung Merapi ini memang sulit dipercaya bagi orang di luar kawasan Merapi. Namun realitasnya, beberapa pendaki menjadi korban di Gunung Merapi. Penduduk percaya bahwa itu merupakan tanda bahwa penguasa Merapi sedang menginginkan tumbal. Penduduk setempat mempercayai bahwa tumbal yang akan diambil penguasa Merapi adalah orang yang bertabiat buruk maupun orang yang membuatnya marah.
c. Awan Mbah Petruk
Sebelum terjadi erupsi pada awal bulan November tahun 2010, masyarakat setempat digemparkan oleh penampakan awan Mbah Petruk yang berhasil tertangkap kamera oleh seorang warga Magelang bernama Suswanto. Terdapat cerita menarik yang sempat beredar di masyarakat tentang awan Mbah Petruk yang terlihat menoleh ke kanan. Petruk sendiri adalah salah satu tokoh pewayangan Jawa yang sering diibaratkan sebagai seorang rakyat. Saat dimainkan oleh dalang, wajah Petruk biasanya selalu menoleh ke kiri. tidak hanya itu, awan Mbah Petruk yang mengarah ke selatan juga merupakan pertanda bahwa kemarahannya akan lebih difokuskan ke wilayah selatan Merapi. Akhirnya pada 5 November 2010, sesuai kepercayaan masyarakat akan pertanda dari awan Mbah Petruk, terjadi erupsi Gunung Merapi dengan letusan dahsyat dan menimbulkan banyak korban.
a. Penunggu Merapi Misteri Gunung Merapi tidak bisa lepas dari kepercayaan banyak orang bahwa di gunung itu hidup berbagai makhluk halus yang sekaligus menjadi penguasanya. Menurut penduduk setempat, Eyang Merapi adalah raja para makhluk halus di Merapi. Penduduk setempat mempercayai bahwa Eyang Sapu Jagad merupakan jin penguasa Merapi yang menentukan apakah gunung akan meletus atau tidak. Karenanya di jaman dulu, Raja Yogyakarta sering memberi sesaji agar Eyang Sapu Jagad tidak marah.
Sementara Eyang Megantara dipercayai sebagai pengendali cuaca di sekitar Gunung Merapi. Nyi Gadung Melati dipercaya sebagai pimpinan para makhluk halus wanita dan bertugas untuk menjaga kesuburan tanaman di wilayah tersebut. Eyang Antalboga dipercaya sebagai penjaga keseimbangan Gunung Merapi di permukaan bumi. Mbah Petruk dipercaya sebagai pemuka jin yang akan memberi tanda tentang kapan Merapi akan meletus. Kyai Sapu Angin dipercaya menjaga ternak dan semua hewan di Gunung Merapi. Makhluk halus yang satu ini sangat akrab di telinga penduduk setempat, karena jin ini sering mendatangi penduduk.
b. Pasar Bubrah
Cerita gaib lainnya yang cukup membuat merinding adalah pasar makhluk halus. ini juga merupakan misteri Gunung Merapi yang cukup dikenal masyarakat luas. Menurut cerita almarhum Mbah Marijan, Setiap malam Jumat akan ada pasar Bubrah yang merupakan pasar para makhluk halus. Setiap malam jumat akan terdengar kegaduhan mirip pasar seperti pasar pada umumnya. Suara alunan gamelan dan gending (musik/lagu) Jawa akan kedengar. Ada beberapa pendaki Gunung Merapi yang sudah membuktikan kebenaran mitos Pasar Bubrah ini.
Seperti daerah angker lainnya, Gunung Merapi terkadang meminta tumbal. Misteri Gunung Merapi ini memang sulit dipercaya bagi orang di luar kawasan Merapi. Namun realitasnya, beberapa pendaki menjadi korban di Gunung Merapi. Penduduk percaya bahwa itu merupakan tanda bahwa penguasa Merapi sedang menginginkan tumbal. Penduduk setempat mempercayai bahwa tumbal yang akan diambil penguasa Merapi adalah orang yang bertabiat buruk maupun orang yang membuatnya marah.
c. Awan Mbah Petruk
Sebelum terjadi erupsi pada awal bulan November tahun 2010, masyarakat setempat digemparkan oleh penampakan awan Mbah Petruk yang berhasil tertangkap kamera oleh seorang warga Magelang bernama Suswanto. Terdapat cerita menarik yang sempat beredar di masyarakat tentang awan Mbah Petruk yang terlihat menoleh ke kanan. Petruk sendiri adalah salah satu tokoh pewayangan Jawa yang sering diibaratkan sebagai seorang rakyat. Saat dimainkan oleh dalang, wajah Petruk biasanya selalu menoleh ke kiri. tidak hanya itu, awan Mbah Petruk yang mengarah ke selatan juga merupakan pertanda bahwa kemarahannya akan lebih difokuskan ke wilayah selatan Merapi. Akhirnya pada 5 November 2010, sesuai kepercayaan masyarakat akan pertanda dari awan Mbah Petruk, terjadi erupsi Gunung Merapi dengan letusan dahsyat dan menimbulkan banyak korban.
Gunung Sumbing
Hasil pemetaan penunggu Gunung Sumbing
yang sangat misterius itu merupakan suatu pengalaman fenomental dan
subyrktif. Pemetaan ini merupakan kolaborasi hasil diskusi antara
pendaki yang senang menikmati atmosfir mistis Gunung Sumbing. Berikut
hasil pemetaan yang pernah dilakukan sekelompok pendaki yang tidak mau
disebutkan namanya :
a. Kilometer 1-2
Perjalanan kilometer 1-2 akan melewati sebuah jembatan. Di jembatan itu, terdapat banyak makhluk berjejer dengan segala bentuk. Termasuk raksasa besar berwarna hitam yang dipercaya sebagai penunggu utama Gunung Sumbing.
Perjalanan kilometer 1-2 akan melewati sebuah jembatan. Di jembatan itu, terdapat banyak makhluk berjejer dengan segala bentuk. Termasuk raksasa besar berwarna hitam yang dipercaya sebagai penunggu utama Gunung Sumbing.
b. Kilometer 2-4
Perjalanan memasuki kilometer 2 yang didominasi oleh lahan penduduk dan juga hutan belukar yang menyatu dengan pepohonan pinus. Ketika memasuki hutan belukar, Para pendaki mulai mencium bau rokok kemenyan yang sering dihisap oleh simbah-simbah dijawa. Ternyata disepanjang jalan itu banyak makhluk yang mirip orang-orang tua yang sedang duduk menghisap rokok menyan.
Perjalanan memasuki kilometer 2 yang didominasi oleh lahan penduduk dan juga hutan belukar yang menyatu dengan pepohonan pinus. Ketika memasuki hutan belukar, Para pendaki mulai mencium bau rokok kemenyan yang sering dihisap oleh simbah-simbah dijawa. Ternyata disepanjang jalan itu banyak makhluk yang mirip orang-orang tua yang sedang duduk menghisap rokok menyan.
c. Kilometer 4-Pasar Watu
Kilometer 4-5, medan semakin sulit dan terjal. Karena itu, para pendaki harus mengikuti jalan air yang berpasir. Semakin tinggi, bentuk makhluk halus yang menghuni Gunung Sumbing adalah menyerupai manusia. pada kilometer ini, mereka bertemu dengan orang tua bersorban dan berjanggut putih layaknya seorang pertapa.
Kilometer 4-5, medan semakin sulit dan terjal. Karena itu, para pendaki harus mengikuti jalan air yang berpasir. Semakin tinggi, bentuk makhluk halus yang menghuni Gunung Sumbing adalah menyerupai manusia. pada kilometer ini, mereka bertemu dengan orang tua bersorban dan berjanggut putih layaknya seorang pertapa.
d. Pasar Watu-Tanah Putih
Di pasar watu, sesosok wanita berambut panjang menampakan diri. Menurut salah seorang dari mereka, ia adalah sundel bolong. Begitu pula di Watu Kotak, ada beberapa wanita dan ibu-ibu berasanggul dan juga orang tua berjubah putih. Di perjalanan Watu Kotak ke Tanah Putih, mereka melihat sesosok pertapa berpakaian hitam sedang duduk bersila.
Di pasar watu, sesosok wanita berambut panjang menampakan diri. Menurut salah seorang dari mereka, ia adalah sundel bolong. Begitu pula di Watu Kotak, ada beberapa wanita dan ibu-ibu berasanggul dan juga orang tua berjubah putih. Di perjalanan Watu Kotak ke Tanah Putih, mereka melihat sesosok pertapa berpakaian hitam sedang duduk bersila.
Gunung Merbabu
Pasar setan! Sepertinya perkataan ini
sangat naif saatterdengar di telinga kita. Tapi fenomena ini sudah lama
beredar dilingkungan masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merbabu.
Salah satu gunung yang dikeramatkan di Tanah Jawa. Konon di puncak, atau
barang kali juga di salah satu bagian Gunung Merbabu terdapat pasar
setan.
Menurut keterangan warga setempat, keberadaan Pasar Setan itu memang
ada. Dan ini sudah tidak asing lagi bagi warga di lereng Merbabu.
Sementara itu, menyangkut lima jasad wanita yang menempel di perbukitan
dan seseorang yang mati dalam posisi bersemedi itu adalah para korban.
Namun kejadian tersebut dirahasiakan oleh warga, karena bila membocorkan
rahasia itu mereka akan menerima musibah. Konon kebanyakan korban
menimpa pasa orang yang bermaksud mencari pesugihan atau orang yang
tidak ijin ketika akan memasuki Pasar Setan
Gunung Slamet
Gunung
Slamet (3.432 meter) merupakan salah satu gunung berapi yang terdapat
di pulau jawa. Gunung Slamet yang berada di perbatasan Kabupaten Brebes,
Banyumas, Purbalingga, dan Pemalang ini adalah gunung tertinggi di Jawa
Tengah serta kedua tertinggi di pulau Jawa. Terdapat empat kawah di
puncak Gunung Slamet yang semuanya masih aktif. Menurut cerita orang
tua, Gunung Slamet memang berbeda dengan gunung lain di Tanah Jawa.
Gunung Slamet memang bukan gunung yang biasa didaki untuk tujuan wisata,
hobi, atau sekadar ingin mnaklukan puncaknya, melainkan pendakian ke
puncaknya untuk tujuan semisal spiritual.
Dalam istilah bahasa Indonesia,
kata slamet berarti selamat. Karenanya semenjak jaman kakek buyut
hingga sekarang, Gunung Slamet tidak pernah terbatuk-batuk apalagi
meletus. Namun bila Gunung Slamet meletus, maka akan terbelahnya pulau
Jawa menjadi dua bagian.
Gunung Gede
Kadangkala
pendaki yang berada di kawasan alun-alun Suryakencana akan mendengar
suara kaki kuda tang berlarian, tetapi kuda tersebut tidak terlihat
wujudnya. Konon kenadian ini ditangkap sebagai pertanda Pangeran
Suryakencana datang ke alun-alun dengan dikawal oleh para prajurit.
Selain itu para pendaki terkadang akan melihat sesuatu bangunan istana.
Kawasan Gunung Gede merupakan tempat bersemayam Pangeran Suryakencana. Bersama rakyat jin,
beliau menjadikan alun-alun sebagai lumbung padi yang disebut Leuit
Salawe, Salawe Jajar, Kebun Kelala Salawe Tangkal, dan Salawe Manggar.
Petilasan singgasana Pangeran Suryakencana berupa batu besar berbentuk
pelana. Hingga kini, petilasan tersebut masih berada di tengah alun-alun
dan disebut Batu Dongdang yang dijaga Embah Layang Gading. Sumber air
yang berad di tengah alun-alun, semula merupakan jamba. untuk keperluan
minum dan mandi.
Eyang Jayanusumah adalah penjaga Gunung Sela yang berada di sebelah
utara puncak Gunung Gede. Sedangkan Eyang Jayarahmatan dan Embah Kadok
menjaga dua buah batu di halaman parkir kendaraan wisatawan kawasan
cibodas. Batu tersebut pernah ingin dibancurkan, namun bor mesin tidak
mampu menghancurkannya.
Gunung Ciremai
Gunung
Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Tinggi Gunung Ciremai
mencapai 3.078 meter dpl. Bagi sebagian masyarakat Kuningan dan
sekitarnya, gunung Ciremai diyakini sebagai asal muasal nenek moyang
orang Jawa Barat.
Misteri Gunung Ciremai pun ramai terlahir dari daerah-daerah itu. Misalnya, beberapa situs yang dianggao angker, keramat, dan penuh misteri, seperti situs kubhran kuda, konon didaerah ini terdapat kuburan kuda milik tentara jepang.
Jija melewati daerah ini sering terdengar suara kaki kuda. Cerita yang
datang dari daerah Pangasungan cukup menyeramkan. Pada malam-malam
tertentu sering terdengar jeritan atau derap langkah kaki serdadu jepang. Menurut catatan sejarah, Pengangsungan adalah tempat pembuangan tawanan perang dari Indonesia.
Gunung Salak
Gunung
Salak tidak setinggi gunung tetangga ya, Gunung Gede. Namun tingkat
kesulitan yang dimiliki Gunung Salak begitu angker untuk didaki.
Termasuk keberadaan Kawah Ratu yangada di wilayahnya. Dengan banyaknya
jalur menuju puncak Gunung Salak dan saling bersimpangan ini tentu akan
membungungkan para pendaki. Disebutkan oleh banyak orang, bahwa lokasi
ini menyimpan harta karun peninggalan belanda. Harta karun
itu berupa emas murni yang dimasukan dalam peti, dan dikuburdi empat
titik terpisah di area Gunung Salak. Sementara warga yang mencoba
mencari harta karun di sekitar Kawah Ratu banyak yang tewas karena menghadapi medan yang berat di Gunung Salak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar