Misteri Dunia
Sebelum kita bahas misteri apa saja yang ada di Ka’bah,
terlebih dahulu kita singgung secara sekilas sejarah Ka’bah itu sendiri… Oke
kita langsung saja ke TKP!
Sejarah
Ka’bah
=============
Ka’bah adalah sebuah
bangunan suci bagi kaum muslim, yang terletak di tengah Masjidil
Haram di Mekah.
Bangunan ini merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia saat akan
melaksanakan salat. Selain itu, bangunan
ini juga merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi tiap tahun pada
saat musim haji dan umrah.
Menurut
sejarah, Ka’bah dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim bersama putranya Ismail
atas perintah Allah swt., sebagaimana yang telah diabadikan dalam QS.
Al-Baqarah: 125, “Ingatlah! Kami jadikan Rumah tempat berhimpun bagi sekalian
manusia dan tempat yang aman; dan jadikanlah tempat Ibrahim sebagai tempat
salat dan Kami perintahkan Ibrahim dan Ismail agar mereka membersihkan Rumah-Ku bagi mereka yang bertawaf,
mereka yang itikaf, mereka yang ruku’ dan yang sujud.”
Ka’bah,
yang sering juga disebut Baitullah
(Rumah Allah) atau Baitul Atiq
(Rumah Tua) ini, adalah sebuah bangunan segi empat yang terbuat dari batu dan
pualam. Di bagian dalam terdapat 3 pilar penyangga atap, dan ditutup dengan
Kiswah (kain selubung hitam yang bersulam keemasan). Kemudian, disudut timur
Ka’bah (bukan di tenggara sebagaimana yang diklaim oleh sebagian non muslim)
terdapat Hajar Aswad, yaitu sebuah Batu Hitam yang berlapis logam sebagai
pengikat agar tetap terjaga dari kerusakan.
Mula-mula,
Hajar Aswad diletakkan oleh Nabi Ibrahim ditempatnya yang sekarang, yaitu di
sudut timur Ka’bah. Tapi yang meletakkan untuk kedua kalinya adalah Muhammad,
tepat ketika beliau masih berumur 35 tahun (sekitar 600 M). Peletakan kedua ini
terjadi ketika Mekah dilanda banjir besar, sehingga dinding-dinding Ka’bah yang
memang sudah mulai rapuh termakan usia, mengalami kerusakan parah. Setelah para
pemuka Quraisy berhasil memperbaikinya, maka mereka sepakat menunjuk Muhammad
untuk meletakkan Hajar Aswad ditempatnya yang semula.
Ka’bah
pada mulanya bukanlah kiblat umat muslim, tapi berkiblat ke Baitul Maqdis di Palestina. Tapi setelah
peristiwa Fathu Makkah (Penaklukkan Mekah)
sekitar tahun 630 M, dimana berhala-berhala dan simbol-simbol kemusyrikan di Ka’bah
sudah dimusnahkan, maka Allah swt. memerintahkan agar seluruh umat Islam di seluruh
dunia berkiblat ke Ka’bah. Perintah ini tercantum dalam QS. Al-Baqarah: 144, “…Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil
Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya
orang-orang yang diberi Al-Kitab (Taurat & Injil) memang mengetahui bahwa
berpaling ke Masjidil Haram itu benar dari Tuhan-Nya; dan Allah sekali-kali
tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan,”
Sampai saat
ini, Ka’bah sudah mengalami beberapa kali pemugaran dan perbaikan. Perbaikan tersebut
dilakukan akibat terjadinya kerusakan, baik karena perang maupun karena
kehendak penguasa pada saat itu, ataupun karena adanya peristiwa alam seperti
banjir. Berikut ini, beberapa peristiwa yang berhubungan dengan perbaikan Ka’bah:
Perbaikan oleh Kaum
Quraisy; Dilakukan
akibat banjir besar yang melanda Mekah sekitar tahun 600 M.
Perbaikan oleh Abdullah
ibn Zubair; Dilakukan
akibat kerusakan Ka’bah oleh tentara Yazid bin Umayyah sekitar tahun 64 H (683
M).
Pemugaran oleh Khalifah
Abdul Malik; Dilakukan
dengan alasan mengembalikan struktur Ka’bah ke bentuk aslinya seperti pada
zaman Quraisy, sekitar tahun 74 H (193 M).
Perbaikan oleh Sultan
Murad;
Dilakukan akibat banjir yang melanda Mekah, sekitar tahun 1039 H (1629 M).
Pembangunan oleh
Pemerintah Arab Saudi; Dilakukan dengan alasan penyempurnaan Ka’bah, sekitar
tahun 1996 M.
Adapun ukuran
tinggi Ka’bah yang ada saat ini adalah, 39 kaki 6 inci (kira-kira 11 meter; 1
kaki = 12 inci = 30 cm), dan ukuran total adalah 627 kaki persegi. Ukuran dalam
Ka’bah adalah 42,64x29,52 kaki (atau kira-kira 12,7x8,85 m). Tebal tembok
adalah 3,26 kaki (kira2 97,8 cm). Lantai di bagian dalam lebih tinggi 7,22 kaki
(kira2 2,1m) dari dasar tanah di mana orang-orang melakukan Tawaf.
Langit-langit dan atap terbuat dari kayu teak yang ditutup dengan baja
stainless. Tembok terbuat dari batu. Batu-batu bagian dalam tidak dipoles,
sedangkan bagian luar dipoles.
Demikianlah
sekilas tentang Ka’bah, yang sejak dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim dan
putranya Ismail, sudah mengalami perombakan dan perbaikan hingga ke bentuknya
yang sekarang ini.
Ka’bah
dan Hajar Aswad
====================
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa di sudut timur Ka’bah,
terdapat sebuah Batu Hitam yang bernama Hajar Aswad. Menurut penelitian, Hajar
Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga satu-satunya batu yang bisa
mengambang di air.
Ini dibuktikan oleh pihak museum Inggris, dimana
tiga buah potongan batu tersebut (dari Ka'bah) ada disana. Pihak museum
mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata
surya kita.
Dalam salah satu hadits, Rasulullah saw bersabda:
"Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada
susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam" (HR.
Tirmidzi).
Ka’bah
dan Para Astronout
=======================
Di dunia
maya, puluhan bahkan ratusan situs internet menulis artikel tentang misteri Ka’bah.
Rata-rata di awal tulisan, mereka mengutip pernyataan Neil Armstrong, seorang
astronout berkebangsaan Amerika Serikat yang takjub melihat bumi di luar
angkasa. Berikut pernyataannya: “Planet
bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap. Siapa yang menggantungnya?”
Setelah
Neil Armstrong membuat pernyataannya, beberapa astronout mengadakan penelitian lebih
lanjut. Dan walhasil, yang mereka temukan bukan hanya planet bumi yang
menggantung di kegelapan, tapi para astronout itu juga menemukan bahwa ternyata
bumi mengeluarkan semacam sebuah radiasi yang bersifat infinity (tidak berujung).
Bahkan radiasi tersebut tetap berlanjut ketika mereka mengambil gambar planet
Mars. Di sudut bumi manakah radiasi ini berpusat?
Sebagian
besar umat muslim meyakini bahwa radiasi tersebut berpusat di Ka’bah, Mekah. Para
peneliti muslim percaya bahwa radiasi inilah yang menghubungkan antara Ka’bah
di planet Bumi dengan Ka’bah di alam Akherat.
Ka’bah
dan 'Zero Magnetism Area'
============================
Para ilmuwan
membuktikan bahwa, di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada
suatu area yang bernama 'Zero Magnetism
Area'. artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut,
maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik
yang sama besarnya antara kedua kutub. Dan lagi-lagi peneliti muslim meyakini bahwa,
lokasi 'Zero Magnetism Area' adalah di Ka’bah, Mekah.
Itulah sebabnya jika
seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan
tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu pulalah,
ketika kita mengelilingi Ka'bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius
dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Ka’bah
dan Rumus Fibonacci
=========================
Rumus Fibonacci
adalah rumus yang ditemukan oleh Fibonacci, Matematikawan Italia. Rumus
Fibonacci merupakan sederet angka-angka yang masing-masing angka dalam deret
tersebut merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya. Angka-angka
yang didapat dari hasil penjumlahan tersebut dinamakan angka Fibonacci. Dimulai
dari 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597,
2584, …dst.
Angka Fibonacci ini memiliki
satu sifat menarik. Jika kita membagi satu angka dalam deret tersebut dengan
angka sebelumnya, akan didapatkan sebuah angka hasil pembagian yang besarnya
sangat mendekati satu sama lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka
ke-13 dalam deret tersebut, yaitu: 1,618. Angka ini dikenal sebagai "golden ratio" atau
"rasio emas".
Lalu, apa hubungannya
dengan Ka’bah???
Hubungannya adalah ternyata jarak dari Ka’bah
ke kutub utara dan jarak Ka’bah ke kutub selatan, dimana jarak terpanjang di
bagi dengan jarak terpendek hasilnya adalah 1,618. Sebuah Rasio Emas, bukan? Begitu
juga jarak dari Ka’bah ke barat dan jarak ka’bah ke timur dimana sisi panjang
dibagi sisi pendeknya, juga ketemu angka 1,618. Lagi-lagi Rasio Emas. Selain itu,
jarak diagonal ka’bah di peta, dari jarak sisi panjang ke sisi jarak pendeknya
di bagi dua, juga akan menghasilkan jarak 1,618. Masih Rasio Emas…‼!
Makkah
Pusat Bumi?
=================
Ada beberapa
ayat Alquran yang bisa dijadikan referensi untuk mengatakan bahwa Makkah adalah
benar-benar pusat bumi, dan tentu saja diperkuat dengan fakta-fakta yang
dikemukakan diatas.
Ini
ayatnya: “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Alquran dalam bahasa Arab supaya
kamu memberi peringatan kepada Ummul
Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (Asy-Syura:
7)
Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi
kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat
bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Lebih
dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai
arti yang penting di dalam kultur Islam. Sebagaimana seorang ibu adalah sumber
dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain,
sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi
Makkah keunggulan di atas semua kota lain.
Selain itu,
Allah berfirman: ‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33).
Kata aqthar di ayat diatas adalah bentuk
jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti
diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Dari ayat
ini dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu diatas diameter
bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu
berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Makkah
atau Greenwich
====================
Berdasarkan
pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana
yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan
satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich,
yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri
kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada
banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol
bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich
di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada
di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi
setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.
Ka’bah dan Yang Serupa
Dengannya
==============================
Sebagai sebuah
bangunan yang berbentuk segi empat (kubus), maka tidak bisa dipungkiri bahwa
banyak bangunan-bangunan lain yang hampir menyerupainya. Tapi sebagai umat
Islam, kita tidak perlu naik pitam, apalagi mengangkat senjata hanya karena
melihat fenomena ini.
Tanpa bermaksud
mengurangi nilai kesucian Ka’bah, kita layaknya lebih rasional dalam beragama. Karena
pada hakekatnya, yang tidak bisa diserupai hanyalah Allah swt semata, karena Dia
adalah “LAITSA KAMITSLIHI SYAI’UN”, tidak satu makhluk pun yang serupa dengan Dia.
Ka’bah tetaplah Ka’bah, yang disucikan dan disakralkan, yang berfungsi sebagai
pemersatu umat Islam dalam beribadah khususnya ibadah salat dan haji. Ka’bah
hanyalah simbol keagamaan yang unik dan suci. Ia bukan Tuhan yang disembah. Berbeda
dengan bangunan kotak lainnya yang saya tampilkan berikut ini:
Kotak Zoroazter:
Budaya
Persia merupakan salah satu budaya terunggul di dunia sampai pada pertengahan
abad Masehi. Jadi tidak heran jika pengaruh budayanya menyebar ke mana-mana dan
bentuk makam keramat ini
Kotak Batu
Jin yang banyak terdapat di kota kuno Petra di Yordania:
Kotak batu ini
melambangkan Dewa Dushara yang disembah masyarakat kuno Nabasia
Apple
Computer Center alias toko Komputer milik Apple Corporation
bangunan ini adalah
Customer Service untuk para pengguna Apple Computer. Dibangun di luar
bangunan-bangunan besar yang ada di Manhattan, untuk memudahkan konsumen
mencari Apple Center yang dibuka 24 jam selama setahun. Sangat mirip memang,
tapi fungsi dan tujuannya yang berbeda dengan bangunan Ka’bah. Lagipula,
bangunan ini tidak ada Hajar Aswadnya. Hehehe….!
Sebenarnya masih ada gambar
yang lain, tapi bagi saya ini sudah cukup bagi kita untuk instrospeksi diri…Wassalam.
Semoga bermanfaat.<joe>
No comments:
Post a Comment