Wentira atau Uwentira, merupakan nama sebuah kota
misterius yang terletak di Sulawesi Tengah. Wentira bagi anda yang bukan
warga asli Sulawesi tengah memang asing di dengar, di sini saya akan
mencoba ceritakan kepada pembaca tentang kehidupan di alam wentira yang
kalau di lihat dengan mata biasa hanyalah sebuah tikungan tajam yang
merupakan jembatan, tugu dan sebuah pondok peristrahatan di pinggir
jalannya. Akan tetapi bagi mereka yang sudah pernah masuk ke wilayah
Uwentira, kota ini bagaikan kota termodern di dunia bahakan dianalogikan
seperti Kota Paris di Perancis. Wentira ini terdapat di Kebun Kopi
(lintas Trans-Sulawesi) Jl poros tawaeli – Toboli. Menurut keyakinan
masyarakat setempat, yang disebut kawasan Wentira atau Uwentira adalah
wilayah yang sekarang dikenal sebagai kawasan kebun kopi, di jalan Trans
Sulawesi poros Sulawesi Selatan – Sulawesi Tengah. Di sekitar sana
tidak ada pemukiman penduduk hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi
berwarna keputih-putihan ditandai dengan sebuah jembatan yang konon
hanya orang yang mampu melihat hal-hal gaib-lah yang bisa melihat kalau
ternyata jembatan itu juga merupakan pintu gerbang untuk masuk ke
Kerajaan mistis Uwentira.
Menurut orang Kaili (Suku asli di Sulteng) di jalan poros Tawaeli –
Toboli tersebut ada satu jembatan yang sangat tua usianya. Konon
katanya, masih buatan Belanda. Di sampingnya ada satu jembatan jembatan
beton yang digunakan konon tahun 1980-an setiap kendaraan yg lewat wajib
memberi kode lampu atau setidaknya klakson sebagai tanda permisi mau
lewat. Hal tersebut dilakukan menurut warga setempat adalah sebagai
tanda izin atau permisi untuk melewati gerbang kota uwentira tersebut.
Kawasan Uwentira yang terletak di Kebun Kopi ini dikenal cukup berat,
menanjak dengan kemiringan tajam. Belum lagi sering terjadi longsor.
Jembatan tua itu masih ada hingga kini, dan bahkan sekarang ada sebuah
tugu berwarna kuning bertuliskan NGAPA UWENTIRA. Ngapa dalam bahasa
Kaili berarti Kampung, Negeri atau Kota. Uwentira berarti tidak kasat
mata. Jadi NGAPA UWENTIA berarti Kota UWENTIRA.
Bagaimana ciri-ciri fisik warga Uwentira, apakah bedanya dengan
manusia seperti kita? Mungkin inilah pertanyaan yang muncul di benak
pembaca, baiklah saya akan mengupas satu persatu misteri Uwentira ini.
Kisah Wentira : Kisah berikut agaknya sejalan dengan cerita yang saya
dapatkan dari beberapa sumber di Palu maupun di luar Palu. Warga
Uwentira tidak punya garis pemisah diatas tengah bibir, seperti layaknya
manusia normal. Kota Uwentira pun di dominasi oleh warna Kuning
ke-emasan baik itu gedung, kendaraan bahkan pakaian warga Uwentira di
dominasi oleh warna tersebut. Bahkan ada beberapa kalangan menyebut
Uwentira sebagai “Atlantis” yang hilang.
Berikut kisah nyata tentang kota Uwentira, Cerita ini di angkat dari
kisah nyata Azizah seorang wanita tomboi dan ibunya yang tinggal di
Biromaru KAB.SIGI yang sedang bepergian meninggalkan kota Palu untuk berangkat ke kota Poso.
Pada saat itu mereka berangkat dari kota Palu menuju kota Poso pada
jam 10 malam. Di tengah perjalanan ibu Azizah ngantuk berat dan tak bisa
lagi untuk menahan rasa ngantuknya. Ibu Azizah berkata pada Azizah “Ijah ane mamala mengelo tampa maturumo ruru kita, naroyo gagamo mataku hi eva domo mamala kutaha” yang artinya “Ijah kalau bisa kita cari tempat tidur saja dulu, mama sudah gantuk sekali ini sudah tidak bisa mama tahan”. dan kebetulan pada saat itu Azizah sudah merasakan ngantuknya menjawab iye ma “iya ma”. Berselang 10 menit berjalan mengedarai motor mereka melihat sebuah Rumah Makan dan Tempat peristrahatan yang mewah di Kota yang begitu besar dan di diami oleh ribuan bahkan jutaan penduduk.
kemewahannya mengalahkan kemewahan Rumah Makan dan Tempat peristrahatan
yang pernah di kunjunginya di kota Palu dan besar kota itu seperti
besar kota yang ada di luar negeri seperti Paris, tutur Azizah dan
Ibunya. Mereka berduapun heran dan bertanya-tanya dalam hati kota apakah
ini ? dengan memberanikan diri mereka menuju ke tempat peristrahatan
itu kerana tidak tahan lagi ingin tidur. ketika mereka melangkahkan kaki
menuju tempat peristrahatan tersebut Azizah di sapa oleh seorang
aki-aki yang duduk di bawah pohon yang sangat besar (Pohon Nunu) dangan
memakai pakaian yang sangat kotor. “Anda dari mana dan mau kemana nak?” tanya aki. “saya dan ibu dari Palu mau pergi ke Poso jenguk keluarga yang sakit !! ” jawab Azizah. spontan aki itu memberikan iya nasihat, Hai anak mudah janganlah kau banyak-banyak meluangkan waktumu di Kota ini karena kota ini akan memintamu untuk tinggal di sini selamanya. Azizahpun terkejut dan bertanya kepada aki tersebut, ki apa nama kota besar ini ? aki menjawab nama kota ini dalah Kota UWENTIRA.
setelah mendengar nama itu bulu kuduk Azizahpun merinding dan iya mulai
menengokkan kepalanya di sisi demi sisi kota wentira tersebut. Setelah
iya ingin bertanya lagi kepada aki itu di palingkannya kepalanya dan
terkejut melihat aki sudah tidak ada entah tau kemana. Iyapun berlari
kepada ibunya yang hendak baring di sofa empuk dan menarik ibunya untuk
segera pergi dari tempat itu karena setelah mendengar nasihat aki
tersebut iya paham bahwa kota ini bukan kota di alam nyata melainkan
kotanya mahluk gaib. Ibunya terkejud dan bertanya Nakuya Ijah ? (Kenapa
Ijah ?), ibunya bertanya berulang ulang kali tapi Azizah tdk menjawab 1
pun pertanyaan dari ibunya dan terus menarik ibunya untuk pergi dari
tempat itu. Sebelum mereka meninggalkan Kota besar itu Azizah memberikan
tanda denga merobek sehelai bajunya dan mengikatnya di sebuah pohon
kecil yang berada di depan pintu masuk kota tersebut.
Setelah 2 hari di poso, merakapun pulang ke Palu. saat mereka pulang
dari Poso menuju Palu, di sepanjang perjalanan Azizah menengok kekiri
dan kekanan. Ibunya bertanya “nakuya ijah ? dako pangane iko aga ngali
hau ngali tumai kaupuna kita aga mapola ranjalu !!” artinya “ada apa
Ijah ? dari tadi kau hanya tengok sana tengok sini terakhir kita hanya
jatuh di jurang nanti !!”.
tidak ma ada yang mau saya lihat di sekitaran jalan yang kita lewati
ini jawab Azizah. tak lama kemudian Azizah pun melihat kain baju yang di
ikatkannya di pohon kecil di pintu masuk kota besar tersebut 2 malam
yang lalu. dan iya terkejut ternyata keindahan kota yang mereka lihat 2
malam yang lalu hanyalah sebuah jembatan dan sebuah pondok peristrahatan
yang kecil beserta hutan dan jurang yang berada di sekelilingnya.
Iyapun hanya diam dan tidak brcerita apapun sepanjang perjalanan pulang
kepalu. Hingga kini Azizah tidak bisa melupakan kejadian yang luar biasa
dalam kehidupannya ini.
Sampai sekarang keanehan Uwentira tersebut masih di saksikan oleh
bebrapa orang yang belum tahu cerita tentang UWENTIRA dan masi banyak
kesaksian tentang besarnya Kota UWENTIRA.
Bagaimana tanggapan anda…???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar